Top Navigation Example 3.0

Taman Lapangan Banteng

Taman Lapangan Banteng

Taman Lapangan Banteng

user image katalog 2021-02-06 05:41:48

Lapangan Banteng, dahulu bernama Waterlooplein yang berarti lapangan yang terletak di Weltevreden, Batavia dan kemudian pada tahun 1632 tanah tersebut dibeli oleh Anthony Paviljoen kemudian dikenal sebagai Lapangan Pavijoen.  Pada tahun 1828 untuk mengenang pertempuran Waterloo pada masa kolonial Belanda, dibangunlah Patung Singa dan dikenal dengan sebagai Lapangan Singa namun patung ini dirobohkan saat Indonesia diduduki Jepang. Pada tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, namanya diganti menjadi Lapangan Banteng karena kemungkinan pada zaman dahulu tempat yang kini menjadi lapangan itu dihuni berbagai macam satwa liar dan menjadi lapangan terpenting ke-2 setelah Monumen Nasional, dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI sebagai taman umum sejak tahun 1981. 

Konsep  awal pembangunan Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng oleh Presiden Soekarno memiliki pengartian seorang yang berhasil memutus rantai yang bermakna kebebasan dari belenggu penjajah yang konteksnya pada saat itu bangsa Indonesia sedang berjuang dalam membebaskan wilayah Irian Barat yang sekarang dikenal sebagai Papua,ditempatkan di lokasi strategis yang merupakan pintu gerbang tamu-tamu yang datang, namun keberadaan Lapangan Banteng saat ini seperti Patung yang kesepian di  tengah keramaian.


REVITALISASI LAPANGAN BANTENG

Master Plan Revitalisasi Ruang Terbuka Hijau Lapangan Banteng telah melewati proses panjang dalam berbagai sidang yang diketuai oleh Tim Sidang Pemugaran (TSP) Pemprov. DKI Jakarta, dimana memperkuat kedua sumbu timur barat dan utara selatan sesuai dengan konsep yang diusungkan oleh arsitek pertama Lapangan Banteng  yaitu Frederich Silaban, ditambah dengan keberadaan 8 titik bukaan.

Revitalisasi ini dibagi menjadi tiga zona, yaitu:

Zona satu merupakan zona utama dari lapangan banteng yaitu zona Monumen Pembebasan Irian Barat, dengan mengembalikan dan memperkuat Monumen ini sesuai dengan konteks sejarahnya sangat relevan dengan masa kini dalam “merebut hati masyarakat papua”, zona utama ini akan diperkuat dengan bangunan berbentuk setengah lingkaran yang difungsikan sebagai amphitheater dilengkapi dengan kolam dan pelataran yang difungsikan untuk berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan seperti konser musik, fashion show, dll. Kemudian akan dibagun juga Bangunan Bendera sebagai bangunan penunjang linear yang mempertegas keberadaan Monumen, dimana selain dipakai untuk meletakan bendera pada acara kenegaraan juga akan difungsikan sebagai area service antara lain toilet, mushola, ruang pengelola, food court , dll.

Zona dua merupakan zona olah raga yang terbuka selama 24 jam bagi seluruh warga Jakarta, dimana area ini mempertegas Ruang Terbuka Hijau yang tidak hanya sebagai area resapan kota namun fungsi di dalamnya dapat digunakan masyarakat untuk berolah-raga dan berekreasi karena dilengkapi dengan fasilitas children play ground.

Zona tiga merupakan zona taman dimana fungsinya tetap mempertahankan pohon-pohon eksisting yang kembali mempertegas konsep ruang terbuka hijau dan dapat difungsikan oleh berbagai macam aktifitas publik.


TAMAN LAPANGAN BANTENG SAAT INI

Taman Lapangan Banteng saat ini sudah dapat dimanafaatkan dengan baik sebagai ruang publik. Taman ini juga menjadi salah satu RTH yang paling digemari masyarakat DKI Jakarta, dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan, baik untuk berolahraga, bermain, bersosialisasi, atau mengadakan event-event. Silih berganti berbagai event yang dilaksanakan di Taman ini, mulai dari konser hingga bazzar maupun kegiatan sosial lainnya.


Dinas Pertamanan dan Hutan Kota menyelenggarakan event rutin tahunan di Taman Lapangan Banteng, yang dikenal sebagai acara FLONA. Flona merupakan acara berskala nasional yang telah diselenggarakan semenjak tahun 1973 yang merupakan ajang eksibisi, interaksi dan transaksi diantara para pecinta flora & fauna. 


-

view -
comments -
like -