Pohon Jamblang – Morfologi, Habitat, Sebaran, Manfaat & Budidaya
Jamblang adalah buah yang berasal pohon bernama sama, yakni pohon Jamblang. Pohon yang menghasilkan buah mirip dengan anggur ini memiliki nama dalam bahasa Indonesia yaitu jambu juwat, jiwat, jiwat padi.
Selain itu, masyarakat daerah di Indonesia juga mengenalnya dengan nama berikut :
Klasifikasi
Meski disebut-sebut mirip dengan anggur atau beberapa jenis buah lainnya, pohon Jamblang mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan tanaman lain. Mengetahui karakteristik dari suatu spesies diperlukan dalam mengidentifikasi tumbuhan agar lebih mudah.
Morfologi Jamblang
Morfologi Jamblang
Pohon Jamblang atau dalam bahasa latin disebut sebagai Syzygium cumini adalah salah satu jenis pohon yang buahnya sering dimanfaatkan dan dijual di pasaran. Pohon ini mempunyai nama yang berbeda-beda tergantung di daerah tumbuhnya. Misalnya di Aceh dikenal sebagai jambee kleng dan di Riau dikenal sebagai jambu koliong.
Batang pohon Jamblang mempunyai ciri khas kokoh dan tumbuh menjulang. Pohon Jamblang dapat tumbuh pada kisaran 10 hingga 20 meter. Selain kokoh dan tinggi, batangnya juga cukup tebal dan pertumbuhannya sering bengkok dengan percabangan yang cukup banyak.
Daun Jamblang berwarna hijau dengan sistem pertulangan menyirip. Jika diperhatikan sekilas, secara fisik daun Jamblang cukup tebal dan lebar dengan tangkai daun kurang lebih memiliki panjang 1 cm sampai 3,5 cm. Bentuk daunnya mirip daun baji yang mengkilap dengan panjang antara 7 cm sampai 16 cm dan lebarnya kurang lebih 9 cm.
Bunga Jamblang adalah jenis buah majemuk yang mempunyai bentuk malai. Bunga ini tumbuh dari bagian ketiak daun tepat dibagian ujung percabangan. Bentuk dari kelopak bunga Jamblang mirip lonceng dengan warna hijau muda, sedangkan mahkotanya menyerupai bulat telur yang memiliki benang sari dalam jumlah banyak dan mengeluarkan aroma harum.
Buah Jamblang mempunyai panjang sekitar 2 sampai 3 cm dengan bentuk lonjong. Buah ini akan berwarna hijau pada saat masih muda, lalu berubah menjadi merah keungu-unguan hingga agak kehitaman setelah masak. Jika dibuka, daging buahnya berwarna kuning dan putih sampai keunguan. Rasanya cederung asam sampai manis dengan sedikit rasa sepat.
Asal dan Sebaran
Habitat asal pohon Jamblang adalah wilayah subtropis yang berada di sekitar Pegunungan Himalaya. Beberapa kawasan yang masuk ke dalam wilayah ini antara lain Sri Lanka dan India. Tanaman Jamblang juga banyak dibudidayakan di kawasan Melasia, Indonesia, hingga Australia dan saat ini telah tersebar ke seluruh negara.
Habitat
Pohon Jamblang biasanya tumbuh di kawasan dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut, tetapi masih dapat tumbuh di daerah yang lebih tinggi dengan ketinggian mencapai 1800 meter di atas permukaan laut.
Hal yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon Jamblang adalah kondisi curah hujan. Pada daerah dengan curah hujan sekitar 1000 mm per tahun, maka pohon Jamblang akan tumbuh dengan baik.
Perkembangbiakan Jamblang dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan biji yang diambil dari buahnya dan metode cangkok.
Kandungan Buah Jamblang
Bagian buah dan biji pohon Jamblang mempunyai banyak sekali kandungan zat-zat yang bermanfaat untuk kesehatan manusia. Itulah mengapa buah yang dikenal dengan sebutan caloppeng ini kerap dimanfaatkan sebagai ramuan herbal untuk mengobati dan mengatasi berbagai penyakit.
Bunga Jamblang
Pada bagian buah Jamblang terkandung zat bermanfaat antara lain asam organik, minyak atsiri, resin, tanin, fenol, alkaloid, asam elagat, triterpenoid, dan corilagin. Sementara di dalam bijinya mengandung myristic acid, olei acid, malvalic acid, linoleic acid, palmitic acid, vernolic acid, dan sterculiac acid.
Khasiat dan Manfaat
Pohon Jamblang mempunyai banyak sekali manfaat dan khasiat untuk kehidupan manusia. Khasiat ini juga cukup beragam termasuk untuk kecantikan, namun pemanfaatan paling utama adalah sebagai tanaman herbal untuk mengatasi berbagai penyakit.
Selain itu, budaya masyarakat lokal masih percaya jika Jamblang adalah pohon angker yang menjadi naungan makhluk-makhluk gaib.
Pohon Jamblang
Masyarakat jaman dulu juga sudah memanfaatkan berbagai bagian dari pohon Jamblang untuk berbagai kebutuhan berikut :
a. Mengobati Jerawat.
Khasiat pertama dari bagian pohon Jamblang adalah untuk mengobati serta mencegah timbulnya jerawat. Bagian yang dimanfaatkan untuk mengatasi jerawat adalah biji Jamblang. Cara pemanfaatannya juga cukup mudah, cukup hancurkan biji Jamblang lalu campur dengan susu sapi. Kemudian dioleskan pada wajah sebelum tidur dan bilas keesokan harinya.
b. Mengurangi Risiko Kanker.
Dengan kandungan antioksidan anti inflamasi yang dimiliki oleh Jamblang, pohon satu ini dapat dimanfaatkan untuk mencegah atau melawan pertumbuhan sel-sel kanker di dalam tubuh. Bahkan penelitian telah menunjukkan bahwa Jamblang mempunyai sel anti tumor yang mampu menghambat pertumbuhan sel tumor.
Biasanya Jamblang akan diekstrak dan kemudian hasilnya dapat dikonsumsi secara teratur. Ekstrak ini dipercaya mampu menghambat sebaran sel agar menjalar ke organ tubuh lainnya.
c. Menyehatkan Jantung.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, buah Jamblang mempunyai banyak sekali kandungan asam yang menjadi zat penting dalam mencegah inflamasi. Zat-zat tersebut juga dikenal sebagai antioksidan yang mampu mencegah terjadinya oksidasi kolesterol dan terbentuknya plak yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
d. Sebagai Antiseptik.
Pemanfaatkan pohon Jamblang sebagai antiseptik sebenarnya telah diketahui sejak lama. Oleh sebab itu, para orang-orang terdahulu biasa menggunakan hampir semua bagian dari pohon Jamblang untuk mengobati infeksi pada tubuh. Mulai dari bijinya, kulit kayu, bahkan sampai daun Jamblang dapat dimanfaatkan.
e. Meningkatkan Imunitas.
Berkat kandungan nutrisi yang dimiliki buah Jamblang seperti vitamin C, kalsium, zat besi, serta kalium, buah ini dipercaya mampu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, buah dari pohon Jamblang juga memberikan manfaat tambahan bagi kekuatan tulang dan mengobati malaria.
Status Kelangkaan
Saat ini, Jamblang masuk dalam kategori tumbuhan langka. Buah yang memiliki segudang manfaat dari hampir seluruh bagiannya ini populasinya menurun akibat kurangnya pembudidayaan. Budidaya secara intensif masih jarang ditemukan di Indonesia, sebagian besar merupakan pohon Jamblang yang tumbuh secara liar tanpa perencanaan.
Seharusnya masyarakat Indonesia dapat berkaca dari India yang mampu memanfaatkan Jamblang secara optimal. Di India, Jamblang dibudidayakan dan menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi untuk berbagai keperluan.
Budidaya
1. Syarat Tumbuh.
Pohon Jamblang tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia serta wilayah Asia Tenggara lainnya. Duwet atau Jamblang berkembang secara optimal pada daerah datara setinggi 500 hingga 1800 mdpl dengan curah hujan lebih dari 1000 mm per tahun. Tanaman ini toleran terhadap kondisi banjir, kekeringan, tanah yang kurang subur, lahan basah dan tanah berdrainase.
2. Persiapan Lahan dan Pot.
Pengolahan tanah untuk media penanaman dilakukan dengan membersihkan lahan tanam dari gulma dan taman pengganggu. Lokasi penanaman sebagiknya mendapat sinar matahari secara langsung tanpa naungan.
Jarak lubang tanam budidaya Jamblang berukuran 50 x 50 x 50 cm. Tanah galian lubang dapat dicampur dengan kompos dan sekam untuk digunakan menutupi lubang tanaman. Selanjutnya, diamkan lubang tanam sekitar 2-3 hari agar bakteri pengganggu mati.
3. Persiapan Bibit Buah Jamblang.
Bibit jamblang dapat diperoleh melalui beberapa metode, yaitu okluasi, sambung pucuk, cangkok dan sistem perbijian sebagai berikut :
4. Proses Penanaman.
Setelah bibit siap, dilanjutkan dengan penanaman bibit. Langkah awalnya adalah melepas polybag secara hati-hati agar akar tanaman tidak rusak. Selanjut masukkan tanaman ke lubang tanam atau media tanam berupa pot. Posisi bibit harus tegak lurus, kemudian timbun dengan campuran tanah, pupuk kandang atau kompos, serta sekam dengan sedikit pemadatan agar tidak mudah roboh.
5. Perawatan Pohon Jamblang.
Agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik, lakukan penyiraman ketika pagi dan sore haru terutama pada usia awal tanaman. Lakukan pemasangan ajir untuk menopang tanaman menggunakan bambu sepanjang 1,5 meter.
Pemupukan juga diperlukan secara rutin setiap 1 bulan dengan menggunakan campuran pupuk NPK dan pupuk kandang atau kompos. Jika tanaman telah memasuki usia berbuah, kita dapat memberikan hormon perangsang buah agar pohon Jamblang cepat berproduksi.
#tetapsemangat
Sumber : rimbakita.com